Kamis, 02 Agustus 2012

Masih maukah kau bermimpi? Part #1

Well, this is my really first story that I want to share with you in this blog, because I like this story very much so I decide to post this. Well, this is not a new story made by me, tapi baru erani saya posting sekarang. Hope you enjoy it guys..  
Gimana mau bermimpi buat kuliah di FK San!, berpikiran buat kuliah aja susah. Apa mau aku nyusahin mamak sama bapak, bisa SMA aja udah syukur. Kasihan bapak San, bapak cuma guru SD, belum lagi adik-adikku semuanya masih sekolah. Kalau aku anak tunggal sih, ya bisa aja kuliah, ini aku anak sulung, adikku masih ada 4, gimana caranya? mau kuliah di FK lagi, huh mimpi kali ya San aku bisa kuliah disana....
Kata-kata itu terngiang lagi di telingaku, memori 10 tahun yang lalu di hari kelulusan SMA. Bukannya ikut acara perpisahan, kami malah menghabiskan waktu berbagi cerita terakhir kami sebelum berpisah.

Rotua, namanya yang khas itu membuat siapapun tahu dia berasal dari suku mana. Sifatnya yang keras kepala benar-benar masih teringat jelas di kepalaku. Di asrama dulu dia menjadi salah satu tonggak keberlangsungan angkatan kami. Kalau dia gak ada pasti angkatan kami vakum. Siapa lagi yang rela tidur malam melebihi jadwal normal cuma buat ngarang yel-yel buat ligos besok atau menjahit kain-kain bekas buat dijadikan pohon natal hanya untuk dipajang dan diikutkan di perlombaan pesan natal sekolah. Siapa lagi yang mau membangunkan teman-teman siswi jam setengah dua belas malam hanya untuk mengucapkan ucapan selamat ulang tahun ke salah seorang pamong di guest house? Cuma dia orang yang mau repot-repot seperti itu. Bisa dibilang perhatiannya ke angkatan sangat lebih bila dibandingkan denganku. Tapi itulah yang membuat aku selalu ingat dengannya. Rotua, teman baikku semasa SMA. Bisa dibilang dengan dialah aku lebih dekat dibandingkan siapapun di asrama yang notabene mengharuskan hidup bersama-sama setiap harinya.

Asrama tempat kami tinggal adalah sebuah asrama militer di kaki bukit di daerah Balige, Toba Samosir, sekitar 5 jam dari medan dengan perjalanan menggunakan mobil. Asrama berbasis semi militer yang mengharuskan kami hidup dibawah aturan yang disusun sedemikian rupa dan bisa dibilang ,untuk ukuran anak SMA yang seharusnya sedang mencari jati diri, cukup mengekang. bangun pagi pukul 4.30 dan dilanjutkan dengan senam pagi, mandi pagi (--Jangan harap ada kamar mandi pribadi dengan fasilitas air panas dan WC duduk. Kami mandi bersama. Untuk siswa 48 orang satu kamar mandi bersama--). Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan normalnya anak sekolahan berlanjut sampai harus tidur pukul 11 malam. Bisa dibilang, hidup kami sangatlah monoton kalau dilihat dari segi kegiatannya. Namun asrama ini juga sudah mengenalkanku dengan 80 orang baru yang menjadi saudaraku. Ya, saat kami dikukuhkan dan mengucapkan janji kami di depan semua orang tua dan para undangan, saat itu jugalah kami diikatkan menjadi sebuah keluarga. Ya keluarga baru yang di asramaku disebut sebagai teman seangkatan. Dan Rotua lah salah satunya. Masih ingat betul aku dulu anak dengan postur tubuh kecil namun suara besar itu. Ya, dibarisan saja dia harus puas ada diurutan ke 11. Terakhir kali kuingat dikelas 3, ia naik ke urutan 8. Hmm, seems this litle girl has grown up.

----------

"dr. San, jadi balik kampung ayeuna?", tanya salah seorang perawat di tempatku bekerja.

"Muhun ibu, tiketnya udah dapat kemaren. Berangkat malam ini, jam 10 an lah.. Lumayan bu ada libur seminggu bertepaan dengan reuni sekolah saya, udah rindu sama teman-teman sekolah dulu." jawabku semangat.

"ati-ati ya cep."

"Nuhun ibu, saya balik dulu ya bu.. Punten.."

"mangga..cep..mangga"

Sepulangnya dari tempatku bekerja, aku langsung bergegas menuju bandara. Pesawat akan lepas landas setengah jam lagi. Jadi masih cukup banyak waktu bagiku untuk bersiap-siap. Kepulangan kali ini sungguh istimewa bagiku, bukan hanya karena aku akan kembali ke rumah orang tuaku, tapi juga karena liburan kali ini bertepatan dengan reuni SMA tepatnya asrama tempat tinggalku dulu itu. Tak sabar rasanya untuk bertemu dengan 79 saudara-saudara ku yang lain. Bagaimana keadaan mereka semua ya, terakhir bertemu dengan mereka semua kira-kira 5 tahun yang lalu di acara pernikahan salah seorang teman seangkatanku di Medan. Itupun tidak lengkap karena bertepatan dengan hari kerja. Aku sendiri baru saja menyelesaikan kuliahku dan mendapat gelar dokter. Setelah itu aku harus mengabdi kepada negara selama kurang lebih 3 tahun di daerah Maluku. Jadi sudah lama sekali rasanya berpisah dengan mereka semua. Yang menjadi pikiran utamaku tentu saja teman baikku itu, Rotua, 5 tahun yang lalu juga dia tidak datang karena harus bekerja. Rotua akhirnya memilih kuliah di fakultas sastra di salah satu perguruan tinggi di Medan. Namun akhirnya ia harus berhenti kuliah menginjak semester 3, lagi-lagi karena masalah biaya. Kami semua sudah berjanji untuk membantu biaya kuliahnya. Namun bukan Rotua namanya kalau tidak keras kepala mengatakan bahwa dia akan kerja dulu sampai dapat uang kuliah baru kuliah lagi. Setelah kejadian itu, Rotua bagai hilang ditelan bumi. Tidak ada satupun yang tahu bagaimana kabarnya, dia tinggal dimana, nomor HP nya pun tidak. Ya, mungkin bisa ditanya melalui orang tuanya, namun kami semua terlalu sibuk mengejar impian kami masing-masing dibandingkan mengurus teman kami yang satu itu. 

"Dimana kau teman...." kataku dalam hati

Sambil membaca majalah yang kubawa dari rumah tadi, aku duduk di kursi pesawat menunggu keberangkatan. Disebelahku duduk seorang perempuan dengan anak laki-lakinya yang kira-kira berusia 3 tahun. Usia perempuan ini kira-kira seumuran denganku. Tapi bukan urusanku, kataku kembali sibuk dengan majalahku. 

Akhirnya pesawat pun lepas landas, excited sekali rasanya membayangkan sebentar lagi aku akan kembali ke tanah kelahiranku, tanah perjuanganku hingga bisa menjadi seperti sekarang. Kucoba untuk beristirahat selama di perjalanan. Maklum, lembur di bagian gawat darurat selama beberapa hari benar-benar menyita waktu tidurku sehingga waktu luang seperti ini benar-benar menjadi momen yang sangat berharga bagiku. Tapi keberadaan anak kecil di samping ini benar-benar mengusik ketenanganku. Ceria sekali anak ini pikirku. Tapi ya sudahlah, yang kubutuhkan sekarang adalah istirahat agar fit di acara nanti. 

Aku tersenyum ke ibu anak itu sambil berkata "anaknya sehat ya bu.." 

" Iya pak, memang dia hiperaktif sekali, saya sendiri bingung mendiamkannya"

"Gapapa bu, yang penting sehat", balasku

setelah itu akupun tertidur sepanjang perjalanan sampai di bandara Polonia, Medan.

                                                     ---------
"Wihh, udah kaya kau sekarang ya San, liat dulu pakaian kau itu, cocok kali memang kau jadi dokter", canda temanku Dwi di salah satu rumah makan khas Medan yang kami kunjungi.

"Hehe biasa aja lah, memang udah kayak gini kan dari dulu gak ada yang berubah, Kau lah liat perutmu itu udah menyebar kemana-mana. Persis kayak yang hamil 6 bulan kau. Gag takut hipertensi apa?", kataku

"Serem lah pak dokter ini, bicaranya pun udah hipertrensi. Orang awam kayak kita gak ngerti pak dokter", balas Kris yang juga seorang dokter sambil tertawa.

"Ah sudahlah, yang penting hidup bisa enak dan nyaman, keluarga di rumah bagus, anak-anak sekolahnya bagus, kerja pun bagus, orang tua di kampung senang. Lengkap semua itu. Kau sendiri gimana San, kapan kau nikah. Udah mapan, dokter lagi. Kurang apa kau ini, semua orang pengen punya menantu dokter"

"Hahaha, mungkin belum ketemu mertua yang mau punya menantu kayak aku Dwi. Tenang saja, aku suka kok hidup seperti ini", elakku.

Bukan pertama kali aku ditanyai pertanyaan seperti ini. Banyak orang mengharapkanku sudah mulai menyusun masa depanku dan membentuk suatu keluarga kecil. Namun jujur saja pikiran tentang itu belum pernah sekalipun terbersit di otakku. Mungkin masih belum kepikiran benar olehku siapa yang kelak akan menjadi pendamping hidupku. Tiba-tiba aku teringat akan Rotua, apakah dia akan datanng reuni ini. Aku sangat berharap bisa bertemu dengannya. Banyak hal yang ingin aku ceritakan.Tentang kisah perjalanan kami selama 10 tahun ini sampai cerita-cerita lama kami di asrama yang pastinya akan sangat menyenangkan sekali..

"...ahh aku merindukanmu temanku..", ucapku dalam hati.

(continue to the next part....)
                                            

0 komentar:

Posting Komentar

 
;